Kawan ... apakah kamu pernah menemukan Asrama Hantu di
dunia nyata?
Novel yang satu ini adalah sekuel dari novel “Asrama Hantu
Gendeng” yang sukses membuat pembacanya terpingkal, kagum, haru, tersedak,
nyungsep ... ah, pokoknya terpesona abis, deh.
Hantu Tobil cs mengalami hal yang berbeda di novel ini.
Ceritanya, musim liburan pesantren milik Ki Gendeng telah tiba. Para santri
akan pulang ke rumah masing-masing untuk menghabiskan masa liburan.
Ki Gendeng tidak hanya memberlakukan liburan itu untuk para
santri saja, tetapi juga para hantu peliharaannya.
Deg! Para hantu yang tadinya merasa senang, kini malah
mendadak manyun. Pasalnya, mereka
bingung mau pulang kemana. Mereka, kan udah mati? Keluarga juga sudah terbiasa
dengan ketidak-hadiran mereka di rumah. Salah-salah, kalau mereka pulang malah
bikin kacau dan membuat semua orang jantungan. Ya, kan?
Akhirnya, salah satu di antara mereka mendapat ide cemerlang.
Aha! Mereka berniat nebeng liburan di rumahnya Tobil.
Jelas saja Tobil langsung stres. Ia yakin, kehadiran
teman-temannya akan membuat rumah jadi kacau. Mulai dari sikap sembrono mereka,
keisengan mereka, sampai pada persaingan memakan mie instan keluarga Tobil
nantinya.
Kreativitas para hantu sangat ditantang di sini, dan ...
Taraaa! Liburan pertama itu terjadi. Tobil hampir saja pingsan dibuatnya, tapi
teman-temannya pandai mengambil hati.
Ya, awalnya memang lumayan seru, sampai banyak hal yang
berubah dan mereka harus pisah jalan. Fatir pulang ke Sentul City, Sani dan
Celli juga bersiap menuju kampung halamannya, sementara sisanya, keukeuh nebeng
di rumah Tobil sampai liburan berakhir.
Rasa rindu yang dipupuk para hantu menjelang sampai di rumah
orangtua mereka, dihadapkan pada kenyataan pahit. Sangat pahit. Walaupun mereka
sudah menjadi hantu, tetap saja kalau mereka tidak kuat, pasti bisa jantungan.
Jantungan ala hantu maksudnya. Tak berlama-lama, tangis kekesalanpun membawa mereka kembali ke rumah
Tobil untuk berkumpul dengan yang lain.
Ternyata kehadiran para hantu benar-benar berbuah kekacauan
bagi manusia. Keluarga Tobil yang pencinta mie instan jadi sering bertengkar
perkara mie instan mereka yang kadang lenyap entah kemana. Tobil marah. Adu
mulut pun akhirnya tidak bisa dihindari.
DHUAARRR! Hanya satu yang bisa menghentikan mereka. Ledakan
itu, perasaan buruk itu, suasana pekat tiba-tiba saja menyergap. Sinyal dari
asrama hantu seolah berteriak meminta bantuan mereka. Para hantu menunda
pertengkaran, dan secepat kilat balik ke asrama. Dan ternyata? Ki Gendeng
hilang bak ditelan bumi. Asrama hancur berantakan.
Tobil cs merasa terhina. Mereka tidak rela guru mereka
diperlakukan sedemikian rupa. Mereka lantas menyusun siasat.
The Ghost Penchake bersatu untuk menulis novel horor gokil
yang diterbitkan oleh penerbit Anza ini. Mereka adalah Ayu Ira, Andalusia, Tia
Marty, Aimi Mayla, Amey Mey, Ari Keling, Nita Tjindarbumi, Mpok Mercy, Angri
Saputra, Safitri Conanian, Lonyenk Rap, Oke Sudrajat, Fitri Elfad, Dyah Nyenk,
dan Tris Anova Arlim (Trisa Va).
Banyak hal yang bisa dipetik dari cerita konyol ini. Pembaca
akan dibawa untuk berimajinasi, sekaligus menikmati keluguan para hantu yang sulit untuk dilupakan. Selamat membaca, Kawan.
Salam kreatif,