Hari-hari menjadi penulis semakin terasa menyenangkan. Pengalaman demi pengalaman tercatat dalam perjalanan saya. Pada Rabu, 28 September 2011 lalu saya menghadiri acara "The World, A Giant Poem" di Planet Senen, Jakarta.
Seorang penyair Spanyol bernama Mr. Miguel Angel Arenas memprakarsai penulisan sajak pada kertas raksasa untuk ditulisi oleh banyak orang.
|
Cendolers foto bareng Mr. Miguel Angel Arenas |
Lagu Cinta di Bukit Langkisau
Tris Anova Arlim
Cintaku lebur bersama angin di bukit Langkisau
Bisikannya syahdu saat kakiku menapak tebing
dan meraup indahnya kota Painan
Laut mengulum senyum di hadapanku
Sepertinya ia tak tahu
ada sepotong hati pernah tenggelam di dasarnya
Di sana, lekuk-lekuk hijau terhampar berangkaian
Mereka menantang laut
dan membawa cintaku hingga ke selatan
Lekuknyalah yang menabuh rindu saat
aku tak jua pulang ke kotaku
Pandanganku mengitar ke sudut lainnya,
Ah, cinta itu masih terasa
Kotak-kotak mungil nampak berderet diselingi jalan beraspal
Semua tersenyum menyambut langkahku yang berderap membunyikan irama tak tentu
Persis seperti hatiku nan berlagu terburu
Mendendangkan senandung lautan, melodi perbukitan dan
pesan cinta kotaku dalam satu ketukan rindu
_September 2011_
Itu adalah sajak yang saya titip di kertas itu. Kertas yang katanya akan dibawa pulang oleh sang penyair ke negara asalnya. Sajak itu saya tulis atas dasar rindu pada bukit Langkisau di Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tempat saya dulu pernah menikmati alam. Bukit yang sekarang mulai mendunia, di mana festival Paralayang international kerap digelar di puncaknya. :)